tentang saya

October 21, 2010

Sopir Taxi

prolog : tulisan ini sebenarnya sudah dibuat lama sekali, sekitar bulan november 2005. pertama kali saya share di bulletin board nya friendster (eh, masi pada suka nengok friendsternya gak,.?!). dishare lagi disini cuman buat nambahin blogpost aja. maklum, lagi gak ada ide mo bikin tulisan apa. :-)



Hari Rabu-Kamis kemarin, tanggal 23-24 November 2005 ada tugas survey di daerah Karanglo Malang, tepatnya di depan pabrik rokok Bentoel biru. Biasa lah, survey dari Lab. Transportasi. Untuk kali ini, surveynya interview para sopir taxi, untuk mengevaluasi kinerja taxi di malang raya.

Sebagai seorang surveyor, seharusnya saya yang paling aktif ngomong. Tapi apa yang terjadi...boro-boro nanya ini-itu, saya malah dijadiin tempat curhat sama bapak-bapak sopir.

"Sejak kenaikan BBM, penumpang taxi turun 60%"
"Bedanya orang barat sama orang indonesia kalo naik taxi..kalo orang barat naik taxi yang diliat pemandangan, tapi kalo orang indonesia naik taxi, yang diliat argo"
"Sehari paling banyak cuma bisa dapat 3 trip. 5 trip bisa sih, tapi itu narik dari pagi sampai pagi besoknya"

Yah..semacam-macam itu lah. Itu hanya sebagian kecil dari jeritan hati mereka. Dan dari trip yang cuma paling banyak 5 itu, setelah dipotong setoran, uang BBM, uang makan, kata mereka setiap pulang kerja mereka "bisa" bawa pulang bersih uang sebesar Rp. 30.000. Dan uang itu digunakan untuk biaya hidup keluarga selama 3 hari !!! Itu baru untuk kebutuhan primer (primer aja mungkin pangan thok !), belum yang lain.

Perlu kalian semua tau, sistem kerja mereka sehari kerja sehari libur (shift hari). Jadi untuk duit 30.000 itu dibagi untuk : Hari pertama, pegangan awal saat suami pergi narik. Hari kedua, pegangan pas suami libur. Hari ketiga, pegangan untuk cari 30.000 berikutnya.

Hitungan 30.000 bersih itu tidak termasuk kalo tekor, alias gak ada uang buat setoran sama sekali. Dan kalo tekor, perusahaan gak mau tau, pokoknya harus ditutupi. Kalo nggak, gak bisa narik, itu kata bapak-bapaknya. Kata mereka, sering sekali tekor. saya gak tau darimana bapak-bapak itu dapat uang penutup ketekorannya, entahlah...

Ada satu keluhan dari mereka yang bagi saya merupakan tamparan telak. Katanya, dulu para penumpang selalu memberi tip alias "..ambil aja kembaliannya pak". Mereka mengeluhkan orang-orang yang keukeuh (aya nu teu ngerti basa sunda ?) mempertahankan Rp. 500 - 1.000 dari kembaliannya, walaupun udah dibilangin gak ada uang kecil. "koq ada ya mas ya, orang-orang seperti itu? Padahal dari situ lah kami bisa dapat tambahan uang..."

PLAAA..AKK !!!

Bener-bener serasa ditampar... hingga ingatan saya terlempar pada suatu saat, ketika beberapa waktu yang lalu, saya sempat jalan-jalan ke Galaxy Mall surabaya naik taxi, dan saya begitu ngotot, minta kembalian yang Rp. 1.000 (atau 2.000 ya...ah lupa!).

saya tertunduk. Malu, prihatin, trenyuh, being guilty...perasaan saya campur aduk tak karuan. saya merasa (dan memang) menjadi salah satu yang dikeluhkan mereka.

Yuk coba kita renungkan bareng-bareng :

ketika kita, khususnya yang dimalang, bingung mau pake baju apa buat nonton premiere nya Alexandria 24 November kemarin (inget ya, ini settingnya tahun 2005. red), beberapa kilometer, bahkan mungkin hanya ratusan meter dari tempat kita berdiri ngaca di depan cermin, ada seorang ayah kebingungan, sampai siang terik begini, belum ada satu pun penumpang dia antar. Untuk pegangan setoran pun belum ada. Bingung... harus menyerahkan setoran, tapi gak ada yang harus diserahkan. Apakah sama bingung kita dengan bingung bapak itu? Answer yourself...

saya bikin blogpost ini, bukan berarti merupakan suatu wujud Kampanye "Ayo, Naik Taxi Bareng...". Juga tidak menafikan beberapa tindak kejahatan yang pelakunya adalah oknum (ingat, OKNUM !) sopir taxi. Tidak sama sekali. saya hanya pengen ngajak kita semua melihat diri kita masing-masing, bahwa ternyata masih ada orang lain yang nasibnya tidak seberuntung kita.

Kita masih bisa nonton premiere Alexandria, masih bisa makan, walaupun mungkin cuma pake sego kucing (ask jogja people, how it looks like), masih bisa tertawa, becanda bareng teman-teman...


Lalu kenapa kita masih saja mengeluh dan mengeluh dalam hidup ini,.?!

Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan ?


No comments:

Post a Comment