tentang saya

June 26, 2012

Gamalma

Kurang lebih sebulan dari sekarang, bulan Ramadhan akan tiba. Program-program televisi yang akan ditayangkan selama sebulan penuh sepanjang Ramadhan sudah mulai diiklankan. Beberapa malah sudah curi start. Lihat saja RCTI dengan "Tukang Bubur Naik Haji The Series" nya, kemudian "Air Mata Ummi", disusul nanti "Di Bawah Mihrab Cinta".

Aah, tapi saya bukan mau ngebahas acara-acara musiman kayak gitu. Ada lagi yang lebih ngeganjel di hati.

Udah pernah baca atau nonton "Ayat-Ayat Cinta"?
Kalo "Ketika Cinta Bertasbih"?
Sering ngikutin kisah Haji Sulam gak?
Kalo jawabnnya sudah/ya, sekarang mari kita fokuskan perhatian kita kepada trio lelaki soleh; Fahri, Azzam, dan Robby.

Tidak butuh banyak argumen untuk mengatakan tiga tokoh itu memang dijadikan role model bagi lelaki muslim yang lain. Model lelaki soleh yang sudah seharusnya dicontoh. Sayang permodelan seperti ini malah bisa menjadi blunder. Kok bisa? Hem, mari coba kita kupas sedikit konflik dari tiga tokoh tersebut yang turut memberi warna dalam isi cerita keseluruhan.

Fahri, jadi "rebutan" aisha, nurul, maria, dan noura.
Azzam, elliana dan ana sama-sama jatuh hati padanya.
Robby, sukses bikin rummana cemburu pada rere.

So, ketemu benang merahnya?
Ya, role model dalam film/sinetron/novel itu seolah-olah menjustifikasi bahwa kalo mau jadi seseorang yang diidam-idamkan wanita cantik, maka kamu harus memiliki akhlak yang soleh.

Well, tidak salah sebenarnya. Dimana-mana setiap wanita pasti menginginkan seorang lelaki soleh sebagai pendampingnya. Tapi kalo dilihat dari sudut pandang laki-laki, permodelan seperti ini keliru!

Kenapa harus menggunakan elemen wanita cantik untuk "membujuk" seorang laki-laki agar menjadi soleh? Apakag hanya wanita cantik saja yang menjadi satu-satunya tujuan hidup para lelaki di dunia ini?
Taruhan deh, di suatu tempat entah dimana, ada beberapa lelaki yang membayangkan dirinya adalah Fahri sambil terus membaca rangkaian kata dalam novel Ayat-ayat cinta. Beberapa lagi membayangkan dia adalah azzam. .adalah robby. .

Saya memvisualisasikannya secara ekstrim seperti ini:
Ada seorang pemuda kampung yang doyan mabuk-mabukkan dan sering bikin onar. Suatu kali pemuda tersebut didatangi oleh Pak Haji yang cukup disegani di kampungnya.
"eh tong, loe pengen gak dideketin banyak perempuan cakep?" kata Pak Haji.
"ya mau lah, Pak Haji." jawab si otong.
"ya uda, loe jadi soleh gih. Ntar loe bakal direbutin banyak perempuan."
Nah, kan.

Lalu apakah pembuatan role model seperti ini salah? Well, ibarat kata nih, kalo mau ngebujuk anak kecil ngelakuin apa yang kita mau, kan harus dengan hal-hal yang dia suka tuh. Naa, role model ini juga seperti itu. Mungkin saja kebutuhan akan wanita benar-benar menjadi kebutuhan yang esensial, yang substansial, untuk setiap laki-laki, terutama wanita yang cantik lagi solehah pula. Maka hal itu pun dimanfaatkan sebagai pendorong agar mereka bisa meningkatkan kualitas akhlaknya agar bisa menjadi lebih baik. Siapa sih yang gak pengen punya pendamping yang akhlaknya soleh/solehah? Semua pasti pengen.

Jadi begitulah. Maka seandainya role model seperti Fahri, Azzam, dan Robby ini dibuatkan tagline, saya tidak terpikirkan deretan kata-kata lain selain ini:
"Every woman want to be with him. Every man want to be like him."

Wallahu'alam.
:))
-----------------------
Sent from my Nokia E63 SmartPhone.

June 25, 2012

lelaki tak kasat mata

Lelaki itu berdiri diam, mematung diantara puluhan orang yang berlalu-lalang di depannya. Dia perhatikan sedikit guratan kesedihan di wajah setiap orang-orang itu. Mengapa mereka tidak menyadari keberadaanku, batinnya. Mereka terus saja melewatiku tanpa sedikitpun memberi pandangan. Dan yang lebih penting lagi, mau apa mereka semua disini, ada apakah gerangan?

Tiba-tiba saja kerumunan orang itu bergerak seperti dikomando. Beberapa orang diantara mereka tampak menggendong sesuatu.
Apa itu yang digendong, tanya sang lelaki.
Oh Tuhan, itu aku!!!
Bukan, itu bukan aku. Itu tubuhku.
Berarti. .aku sudah mati?
YA TUHAN, AKU SUDAH MATI!!!

Lelaki itu terus menyaksikan tubuhnya dibawa oleh para pelayat. Tubuh yang terbujur kaku itu akhirnya diturunkan dan ditutup tanah merah.

Jadi. .aku sudah mati?
Ya, aku sudah mati.
Tapi kenapa aku masih disini?
Apa karena ada sesuatu yang harus aku selesaikan dulu disini?

Lelaki itupun mulai berjalan tak tentu arah. Tak ada seorangpun yang dapat melihatnya. Kecuali perempuan itu. Ya, perempuan itu bisa melihatnya. Perempuan yang sedari tadi memperhatikan kebingungannya.
Segera ia hampiri perempuan itu.

Hey, kau bisa melihatku? Tanya sang lelaki.
Sayangnya iya, aku bisa melihatmu. Juga yang lain sepertimu. Jawab perempuan dengan tatapan mata kosong dan tanpa sedikitpun senyum di bibirnya itu.

Baiklah, karena hanya kau satu-satunya yang bisa melihat dan menyadari keberadaanku, bisakah kau sedikit membantuku? ada seseorang yang harus aku temui. Pinta lelaki tak kasat mata.
Siapa dia, dan dimana dia sekarang? Tanya perempuan itu lagi.
Dia adalah seorang perempuan yang masih selalu aku sayangi, bahkan di detik ketika keadaanku belum seperti ini. Dan dia, ada disana.

Lelaki itu menunjuk ke arah dimana seorang wanita berparas cantik sedang duduk ditemani seorang laki-laki. Mereka tampak bahagia, tertawa bersama-sama.

Baiklah, mari kita temui dia.

Lelaki tak kasat mata itu pun berjalan ditemani oleh satu-satunya orang yang dapat mendengar dan melihatnya. Sampai mereka berdua tiba di hadapan sang perempuan yang dimaksud oleh lelaki tak kasat mata tadi. Perempuan itu tampak heran dengan kehadiran perempuan asing yang muncul dihadapannya secara tiba-tiba.

Kita sudah disini. Apa yang ingin kau sampaikan? Tanya perempuan kepada lelaki tak kasat mata.
Katakan saja pada perempuan ini, aku masih menyayanginya sampai detik terakhir saat aku masih terlihat.

Perempuan itupun menyampaikan pesan dari lelaki tak kasat mata kepada perempuan cantik yang sedang duduk di depannya.

Hey, ada apa ini? Kenapa tiba-tiba aku terasa ringan seperti ini?
Urusanmu sudah selesai disini. Saatnya kau menuju rumahmu yang baru, kata perempuan itu setelah dia selesai menyampaikan pesan lelaki tak kasat mata.

Jadi begitu ya, ternyata ini urusanku yang belum selesai itu. Baiklah, terimakasih kawan, sepertinya ini adalah pertemuan pertama dan terakhir kita. Selamat tinggal.

Dan lelaki tak kasat mata itu pun perlahan menghilang. Bahkan mata sang perempuan kawannya itupun tak mampu lagi menangkap sosok yang baru saja ditolongnya itu.
-----------------------
Sent from my Nokia E63 SmartPhone.

June 03, 2012

Sheila On fa7rin

you may talk about movies to me. but NOT music.


barisan kata-kata di atas bukan cuma sekedar asal tulis. itu memang fakta. saya ini orangnya memang buta banget soal musik. saya gak tau musisi, musik, atau lagu apa yang lagi trend sekarang. jangankan jalur indie, perkembangan musik jalur mayor label aja gak pernah update sama sekali.

minimnya ketertarikan saya pada musik, berpengaruh langsung pada pilihan ketika saya mau refreshing. i would definitely go for a movie, no doubt. kemaren nonton avengers aja sampe dua kali, di dua tempat yang berbeda. untung ceritanya masih tetap sama. *maksud loh*
sebaliknya, banyak sekali orang yang lebih memilih nonton konser musik sebagai pilihan utama refreshing saat mereka jenuh dengan rutinitas sehari-hari, berapapun harga tiketnya.