tentang saya

May 28, 2011

Lagi-Lagi Tentang Bersyukur.

Allah hanya menyuruh kita untuk bersyukur atas semua nikmat pemberianNya.


dulu waktu saya berguru di padepokan 212, saya termasuk orang yang jarang bersyukur, malah lebih sering mengeluh. di sekeliling saya banyak teman-teman yang lebih. saya jadi lebih sering liat ke atas dan membandingkan keadaan saya. sepertinya kufur nikmat saya sudah kelewatan, sampe saya pun dipaksa untuk melihat lebih jauh lagi.

dan akhirnya saya tiba disini. di sebuah tempat dimana Allah memperlihatkan kepada saya betapa saya ini masih jauh lebih beruntung. masih banyak orang-orang yang keadaannya serba kekurangan.

okee. .ini yang pertama.
inget waktu di SD gak? kalo ada anak yang gak punya penghapus, biasanya dia bakal membuat penghapus alternatif dengan cara melilitkan karet gelang di ujung lain pensil yang tidak dipake menulis. lilitan karet gelang emang bisa dipake menghapus siy, tapi hasilnya kotor. masi inget teknik ala mac gyver ini kan? nah, kapan terakhir kali kamu liat ada anak yang menerapkan cara ini? sepuluh taun lalu? lima taun? saya masih melihatnya di tahun 2010! dan itu terjadi di tempat ini.

di waktu yang lain, tepatnya hari kamis 26 mei 2011 yang lalu. .saat itu saya sedang duduk dengan seorang teman. iseng-iseng saya bertanya kepadanya. .gimana, tugas gempanya sudah dikerjakan? belum, kata teman saya. loh, kenapa belum dikerjakan? saya nanya lagi. sambil tertawa cengengesan teman saya jawab, komputernya lagi sekolah, heheheee.
sebenarnya saya sudah paham dengan istilah "sekolah" di kota malang ini. tapi pada saat itu saya sama sekali gak menduga kalo makna "sekolah" itu yang dimaksud. jadi saya nanya lagi. .sekolah? maksudnya?. dan seperti sebelumnya, kali ini pun pertanyaan saya dia jawab dengan cengengesan. komputernya digadaikan, hehee. (red: istilah "sekolah" di malang sini berarti suatu barang itu sedang digadaikan. saya juga gak tau kenapa koq dibilang sekolah.)

saat itu saya langsung terdiam. .dada saya sesak. .kepala tiba-tiba pusing. reaksi kaget yang sangat hebat. seumur-umur saya gak pernah nginjak itu yang namanya pegadaian. nah, ini teman saya malah sudah menjadi nasabahnya dengan menggadaikan komputer, satu-satunya senjata untuk menyelesaikan tugas teknik gempa.

oya, pada saat itu ada satu teman lagi yang duduk bersama kami. dan dari obrolan mereka berdua, saya bisa menyimpulkan masalah gadai-menggadai ini sudah akrab dengan kehidupan mereka sehari-hari. mereka tau tempat-tempat gadai yang bisa memberikan harga tinggi.

dari obrolan itu juga saya bisa tau tujuan dia menggadaikan komputernya untuk daftar kkn. dari hasil gadai komputer itu dia dapat duit 400rbu. dalam hati saya mbatin. .ya Allaah, nanti kan masih ada urunan kelompok yang besarnya bisa sampe 700rbu, apa lagi yang mau dia gadaikan.

ada lagi teman saya yang lain. selain kuliah dia juga nyambi jadi guru les privat disana sini untuk bantu biaya kuliahnya. padahal ya, menurut saya menuntut disini tu uda sangat murah jika dibandingkan dengan tempat-tempat lain. bayangkan, untuk bisa dapet ilmu disini saja dia harus capek-capek ngajar lagi. gimana kalo dia kuliah di padepokan 212, bisa-bisa tiap hari jungkir balik dia.

yah, begitulah. kadang memang sebagai manusia kita sering lalai mensyukuri nikmat pemberian-Nya. tapi Allah selalu punya cara untuk menyadarkan kita betapa kita harus selalu bersyukur. masalahnya ada dalam diri kita, bisa gak kita menangkap cara-cara itu.