tentang saya

May 28, 2012

Thanks, Roy.

Semalam saya ke MTD lagi untuk yang kedua kalinya. Kali ini saya datang rame-rame bersama beberapa teman, empat diantaranya adalah ekspatriat alias bule (aah iya, lupa masih belum nulis cerita tentang gaul bareng bule jilid 1). Ada dede, ozan, stergios, lucy, pauline, aggeliki, andi, dan roy. Selain ingin liat seremonial penutupan MTD, malam itu kami juga datang untuk mendukung teman kami yang lain, david, yang menjadi grand finalis JTV Anchor Competition.
Sehabis ashar kami berangkat, karena kata david, acara penjurian Anchor Competition itu dimulai pukul setengah 5 sore.
Setiba di lokasi MTD. .yaah, uda pada ngerti lah ya, hari-hari biasa aja padatnya minta ampun, apalagi ini malam penutupan.
Kami memilih parkir di sekitaran Holland Bakery. Stand JTV letaknya di dekat gerbang masuk utara. Oke, jaraknya cukup jauh. Ditambah kepadatan massa yang hanya memberi cukup space untuk kami berjalan bak putri solo, maka bisa dipastikan kami akan telat.
Sore perlahan-lahan mulai berganti maghrib ketika kami tiba di depan stand JTV. Aah, syukurlah, ternyata acaranya sendiri molor, belum dimulai. Dan kami pun menunggu.
Gak bisa saya ceritakan bagaimana hebohnya kami saat mendukung david. Mulai yel-yel sampai dance kucek-jemur ala penonton dahsyat. Seandainya ada kontes the best supporter, bisa dipastikan kamilah juaranya. Pada akhirnya, david berhasil merebut juara 2 JTV Anchor Competition. Kalo cah ayu soko mblitar yang semalam saya twitpic, dapat juara 3.
*long pause*
Tapi bukan itu inti cerita ini. :))
Di saat kami sedang menunggu dimulainya sesi penjurian, hari sudah mulai gelap. Maghrib sebentar lagi habis.
Tiba-tiba si roy keluar dari gerombolan kami diam-diam. Saya yang dasar orangnya memang kepo, ngeliatin kemana si roy ini mau pergi. Ternyata roy pergi ke sebuah warung makan lesehan yang terletak di sisi sebelah timur jalan ijen. Saya perhatikan dia berbicara sama ibu pemilik warung itu. Mau ngapain tuh si roy, begitu batin saya.
Sejurus kemudian roy balik lagi ke tempat kami. Dia minta air. Kebetulan saat itu dede lagi megang aqua botol sedang yang kira-kira baru diminum seperempatnya. Ya uda, dikasihlah aqua itu ke roy karena dipikir roy mau minum.
Eh tiba-tiba roy kembali lagi ke warung tadi sambil membawa aqua dari dede. Makin penasaranlah saya. Saya tetap liatin aja terus.
Hmm, gerak-gerik roy seperti orang yang sedang cuci tangan. Dalam hati saya bilang, belagu amat ni anak, cuci tangan aja kudu pake aqua. (dan nantinya saya akan sangat menyesal sudah se-suudzon gini. maaf ya roy.)
Beberapa menit selanjutnya saya tidak lagi memperhatikan roy, saya memilih untuk melihat proses penjurian Anchor Competition.
Tapi entah kenapa ada dorongan yang memaksa saya menoleh lagi ke tempat dimana terakhir saya melihat roy. Dan akhirnya saya pun tak kuasa melawan dorongan itu. Saya pun menoleh ke arah roy.
Ya Allah. .roy sedang sholat!!!
Seketika itu juga keadaan disekeliling saya terasa ngeblur dan ngefreeze. Satu-satunya objek yang dapat ditangkap oleh retina saya secara fokus adalah sosok roy disana yang sedang sholat.
Kamu bisa bayangkan, diantara sekian ribu pengunjung MTD, ada satu manusia yang tetap konsisten ingat sama Penciptanya.
Sangat kontras.
Jujur-jujuran aja, kamu kalo liat sendiri pasti akan kamu anggap "aneh" si roy itu.
Saat itu untuk kesekian kalinya saya merasa ditampar, perasaan yang sama persis seperti saat saya membaca twit-twitnya lyla.
Dan tiba-tiba itu juga saya ingat satu hadits ketika siti 'aisyah bertanya kepada rasulullah, "bukankah dirimu telah dijanjikan surga oleh Allah SWT ya rasulullah, mengapa engkau masih saja beribadah sedemikian khusyuknya sampai bengkak-bengkak kakimu?" dan dijawab oleh rasulullah, "jika aku telah dijanjikan surga, maka bukankah sudah sepantasnya aku bersyukur karenanya?"
Sedikit banyak dede uda nyeritain apa-apa saja yang sudah pernah Allah kasih untuk roy. Dan saya yang masih belum ada apa-apanya ini uda sok-sokan mo ninggalin sholat?
Memang bener kata ungkapan, banyak yang berhasil melewati ujian keimanan di saat sempit, namun hanya sedikit yang berhasil melewatinya di saat lapang.
Oke. Saya harus sholat juga.
Air aqua yang tinggal separoh saya pake untuk wudhu. Hmm, untung dulu pernah diajarin sama temen-temen al-hadiid bagaimana berwudhu dengan air yang sangat sedikit.
Sebenernya saat itu saya masih ragu-ragu mau sholat di tempat serame itu. Ada yang ngganjal di hati. Takut dikatain sok suci, sok alim, takut dituduh riya. Tapi lagi-lagi saya teringat kata seorang ustadz, ketika kita menunda/tidak melakukan sesuatu (ibadah) karena takut dituduh riya, maka sesungguhnya di detik itupun kita sudah riya.
Jeng jeng.
Akhirnya saya sholat, walaupun dengan pandangan yang terus saya tujukan ke tempat sujud, menghindari tatapan orang-orang yang (mungkin) menganggap kami "aneh" (saya sholat jamaah berdua dengan andi).
Roy, malam itu sudah menge-PING saya agar selalu ingat kepada siapa yang menciptakan saya, kapanpun, dimanapun. Dan dengan besar hati saya ucapkan terimakasih kepadanya malam itu.
Saya bersyukur masih banyak orang-orang di sekitar saya yang masih mau nge-PING saya. .lyla, roy, bahkan kamu dan siapapun saja juga bisa.
Sekarang, saya mungkin juga sudah menge-PING kamu. Saya pikir lebih baik kita saling menge-PING bukan, daripada suatu saat nanti di-PING langsung sama Allah.
:))
-----------------------
Sent from my Nokia E63 SmartPhone.