tentang saya

September 29, 2010

Janu oh Janu

Kekalahan Arema di community shield kemaren tentu sangat mengecewakan para Aremania. Betapa tidak, dengan komposisi pemain yang nyaris tidak berubah dari musim lalu, bahkan malah bertambah dengan bergabungnya TA Musafri dan Yongki Ariwibowo, Arema malah menuai hasil buruk di laga pra-ISL tersebut. Kambing hitam pun dicari, dan yang rasanya paling gampang disalahkan atas penampilan Arema pada laga yang diselenggarakan di Stadion Kanjuruhan itu ya pelatih. namun bukan tanpa alasan jika sang trener dijadikan sasaran kesalahan. sbelumnya beberapa musim lalu (kalo tidak salah musim 2007-2008. cmiiw.), miroslav janu pernah melatih Arema. dan saat itu mijan meninggalkan kesan yang pedih di hati aremania. maka tidak heran, dengan kekalahan arema di ajang amal itu (sbenarnya di luar negeri community shield adalah laga amal. namun entah knapa di Indonesia jadi salah kaprah.) mijan pun jadi bulan-bulanan sebagai pihak yang bersalah. yah, memang penonton itu paling tau segalanya, paling pintar masalah strategi pertandingan.

Jujur saya juga kecewa (padahal cuman aremania karbitan. -_-). saya baca di sportivo radar malang, banyak juga suara aremania yang kecewa. di status fesbuk apalagi. namun yang paling miris adalah ketika membaca timeline sebuah akun twitter. di akun twitter tersebut (#nomention) perasaan kekecewaan diungkapkan dalam bentuk lelucon. dan pasti sudah bisa ditebak siapa yang jadi bahan lelucon. yap, sang trener miroslav janu. sebenarnya lelucon itu lebih banyak berasal dari follower akun tersebut. masalahnya, tweet lelucon itu kemudian di retweet dan dibaca oleh sekitar 4000an followernya yang lain. tweet lelucon itu antara lain: sudah JANU tertimpa tangga, minum MIJAN be 100%, dan beberapa lagi yang lain. sedikit sekali tweet lelucon yang bernada positif. sepanjang pengamatan saya di timeline, saya hanya lihat satu tweet yg positif: Singkatan JANU : Janu - Arema Nganem Ulales ..!!.

saya sempat ngetweet ke akun itu. tweet saya agak nyindir juga siy, cuma blg gini, sy mmg kcewa dgn janu. tapi dengan menjadikannya lelucon dan olok2an, kayaknya itu bukan suatu bentuk dukungan. eh gak taunya di reply sama sang admin. sang admin menganalogikan bentuk dukungan itu dengan proses terciptanya sebuah gol dalam pertandingan sepakbola, ada yang lewat tendangan pojok, heading, penalty, diving, bahkan "tangan Tuhan". hmm, yang saya tangkap dari apa yang sang admin katakan dalam tweetnya, dukungan itu bisa dalam bentuk positif atau negatif. diving dan "tangan Tuhan" kan emang cara yang "tidak halal" dalam sepakbola. jadi menurut sang admin, tweet lelucon edisi miroslav janu itu bukan untuk menyudutkan atau menjelekkan, justru mereka mengkritik & mendukung dengan cara yg baru & berbeda. mengkritik dan mendukung dengan cara yang baru dan berbeda?!? o yeah, wait until i misuh your product and i'll say itu adalah bentuk kritik dan dukungan yang baru dan berbeda agar anda bisa lebih kreatif.

saya kecewa dengan janu, tapi saya lebih kecewa dengan akun twitter tersebut. terhitung sejak hari ini, saya berhenti memfollow akun itu, bahkan saya blok. ternyata bukan saya saja yang kecewa. akun twitter Arema Indonesia pun melakukan hal yang sama. malahan twitter Arema Indonesia sudah membloknya sejak sebulan yang lalu. ironis sekali, karena akun yang sama-sama kami blok itu mengaku berafiliasi dengan klub Arema Indonesia. lucu ya.

so, what's the poin dude?
the poin is, bukan masalah yang menentukan siapa anda, tapi cara anda menghadapi masalah itu.
get it?
jadi untuk sekarang ini, beri dulu lah kesempatan kepada mijan untuk membuktikan kepada aremania bahwa manajemen tidak salah memilihnya sebagai pengganti meneer albert. beri dukungan dan kritikan secara positif. toh laga community shield kemaren itu baru sekedar laga pra-ISL, laga pemanasan. laga ISL yang sebenarnya baru akan dilaksanakan sore nanti di samarinda. setelah laga lawan Persisam pun Arema masih akan melakoni 33 pertandingan lagi. masih banyak waktu bagi mijan untuk menjawab keraguan kita Aremania.

in Janu we trust. .in Janu we trust. .aal iz well. .aal iz well. .


September 03, 2010

"Permusuhan" Abadi Agama dan Ilmu Pengetahuan

Hari ini Stephen Hawking menempati posisi teratas trending topic di twitter. Menurut whatthetrend.com, Stephen Hawking baru saja mengeluarkan satu pernyataan yang sangat kontroversial tentang teori penciptaan alam semesta. Fisikawan yang terkenal akan kejeniusannya itu mengatakan bahwa bukanlah Tuhan yang menciptakan alam semesta. Hal ini tentu saja menimbulkan perdebatan panjang, debat tentang "persaingan" klasik antara agama dan ilmu pengetahuan. 
Famed theoretical physicist Professor Stephen Hawking says he believes that God did not create the Universe or spark the Big Bang. Science vs Religion. The debate continues. (whatthetrend.com)
Selama ini teori Big Bang merupakan satu-satunya teori penciptaan yang paling dapat diterima sebagian besar kaum fisikawan, termasuk Stephen hawking (bagaimana bunyi teori Big Bang, tanya saja sama oom google ya.)

Dalam bukunya A Brief History Of Time yang terbit pada tahun 1988, Hawking mengakui peran Tuhan dalam proses penciptaan alam semesta. Namun dalam tulisan terbarunya yang ditulis bersama seorang fisikawan Amerika Leonard Moldinow (The Grand Design, direncanakan terbit pada 9 september tahun ini), Hawking membuat suatu teori yang menyatakan bahwa Sang Pencipta "tidak diperlukan".
(But in the new text, co-written with American physicist Leonard Mlodinow, he said new theories showed a creator is "not necessary".)

Menurut Hawking, Big Bang terjadi lebih karena adanya hukum gravitasi, bukan karena adanya suatu campur tangan Ilahi.
(Professor Stephen Hawking argues that the Big Bang, rather than occurring following the intervention of a divine being, was inevitable due to the law of gravity.)

"Karena ada hukum gravitasi, maka alam semesta bisa dan akan menciptakan dirinya sendiri dari ketiadaan," tulisnya. "penciptaan yang terjadi dengan sendirinya adalah alasan keberadaan sesuatu dari ketiadaannya, alasan mengapa alam semesta ada, alasan mengapa kita ada."
("Because there is a law such as gravity, the universe can and will create itself from nothing," he writes. "Spontaneous creation is the reason there is something rather than nothing, why the universe exists, why we exist.)

-----

Ngomong-ngomong tentang "permusuhan" abadi agama dan ilmu pengetahuan, saya jadi teringat salah satu novel Dan Brown, Angels and Demons. Secara tersirat, dalam novel tersebut dijelaskan bahwa persaingan klasik ini sudah terjadi selama beratus-ratus tahun yang lalu. Persaingan antara kaum Illuminati yang didominasi oleh ilmuwan-ilmuwan jenius pada masa itu, dengan pihak gereja katholik. (saya gak bakal bahas isi novelnya lebih lanjut. baca aja sendiri. dijamin seru.)

Siapa sebenarnya yang salah? Pastinya kedua belah pihak tidak akan mau didakwa sebagai pihak yang bersalah. Para Ilmuwan akan berkata, ini adalah cara kami memanfaatkan anugerah pemberian Tuhan berupa akal pikiran untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan besar di kehidupan ini. Kaum religius pun tidak mau kalah, mereka pasti akan menjawab, ini masalah keimanan. tidak seharusnya dicampuradukkan dengan akal pikiran manusia yang sangat terbatas.

Jadi, apakah memang Agama dan Ilmu Pengetahuan telah ditakdirkan sedari dulu untuk saling memusuhi?
Ada kutipan yang menarik dalam novel Dan Brown yang saya ceritakan di atas. Ilmu pengetahuan dan agama bukanlah musuh. Ada beberapa hal dalam agama yang masih terlalu muda untuk dimengerti oleh ilmu pengetahuan. (science and religion are not enemies. There are simply some things that science is just too young to understand.)

Jadi bagaimana seharusnya kedudukan antara ilmu pengetahuan dan agama?
Kalo menurut saya siyh, sudah seharusnya agama dan ilmu pengetahuan itu berjalan serasi, selaras, dan seimbang (omegod, PPKn banget ya.) Maksudnya begini, selayaknya ilmu pengetahuan itu berfungsi menjadi media pembuktian atas fenomena-fenomena yang dipercayai di dalam agama. Bukan sebaliknya malah menjadi penghancur pondasi keyakinan umat.

Sebenarnya, momentum ilmu pengetahuan sebagai media untuk membuktikan fenomena di dalam agama sudah dimulai. Sedikit intermezzo ya, kalo saya menyebut ilmu Noetic pasti banyak yang akan bertanya-tanya ilmu macam apa itu (kecuali kamu yang sudah baca novel Dan Brown terakhir, The Lost Symbol, pasti sudah tau.) Ya, ilmu Noetic merupakan satu ilmu baru yang berusaha untuk membuktikan secara ilmiah apa yang selama ini dipercaya sebagai sesuatu yang sepertinya tidak masuk akal, dalam hal ini yang berkaitan dengan spiritualitas. Tidak main-main, saat ini sudah berdiri Institute of Noetic Science di  California, USA. Sepertinya inilah satu-satunya institut di dunia yang memfokuskan diri di ilmu Noetic.


Lalu bagaimana dengan pendapat para ilmuwan, yang mengatakan bahwa mereka hanya menggunakan kemampuan yang dianugerahi Tuhan untuk memahami alam semesta?
Well, analoginya seperti ini. Kalo kamu mampu memberikan kekuatan kepada orang lain, tentunya kamu tidak akan memberikan semua kekuatan kamu kan. Begitu juga dengan Tuhan. Memang benar Tuhan sudah memberikan akal pikiran kepada manusia, namun tentunya pemberian itu sangat terbatas. Tuhan memiliki dimensi yang sangat jauh melampui apa yang dapat dijangkau pemikiran manusia. Seberapapun besar usaha manusia dengan akal pikirannya, tetap tidak akan mampu untuk mengerti "jalan pikiran" Tuhan. Ini masih menurut saya low. Jadi kita tidak akan pernah tahu bagaimana cara Tuhan menciptakan alam semesta ini. Paling tidak untuk saat ini manusia masih belum bisa merekonstruksi saat-saat penciptaan alam semesta. Toh sampai sekarang laboratorium CERN di Swiss dengan Large hardon Collider-nya belum bisa membuat anti-materi atau yang lebih terkenal dengan sebutan partikel Tuhan (God's Particel.)

Yah, pada intinya manusia hanya berusaha mencari tahu, berusaha memuaskan naluri alamiahnya yang selalu penasaran akan fenomena alam. Fisika itu memang menarik.

-----
Sumber bacaan :
1. Stephen Hawking says universe not created by God
2. Institute of Noetic Science
3. Large Hadron Collider